Beranda | Artikel
Bangunan Rumah Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam
Selasa, 19 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Bangunan Rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 12 Rabi’ul Awal 1443 H / 18 Oktober 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Bangunan Rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Bab 334 – Bab tentang bangunan

Semua orang ingin punya rumah, bahkan itu menjadi salah satu kebutuhan pokok. Sehingga semua berusaha untuk menyelamatkan dirinya dari terik mentari dengan teduhnya atap rumah, dari dinginnya angin dengan adanya tembok-tembok yang mengelilingi bangunan rumahnya.

Di sini Al-Imam Bukhari menyebutkan dua hadits. Yang pertama:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ هِلَالٍ: أَنَّهُ رَأَى حُجَرَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ جَرِيدٍ مَسْتُورَةً بِمُسُوحِ الشَّعْرِ

“Dari Muhammad bin Hilal bahwa dia melihat kamar istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbuat dari pelepah kurma yang disusun lalu ditutup menggunakan sejenis kain/kulit kambing.”

Seperti itu kamar-kamar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sehingga kalau membuat rumah dimasa itu, maka sepekan rumah itu jadi dan bisa ditinggali. Adapun sekarang membuat rumah membutuhkan waktu yang sangat lama dan menghabiskan banyak uang untuk membuat bangunan yang terkadang tidak terlalu bermanfaat untuk mereka.

Terkadang ada yang rumahnya sangat besar, tapi anaknya hanya satu. Sedangkan untuk menyumbang membangun rumah Allah, bangunan yang dimanfaatkan oleh umat manusia, yang dia dengan membangun rumah Allah akan Allah gantikan dengan istana di surga, hanya sedikit yang dia donasikan untuk hal itu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang membangunkan untuk Allah masjid, maka Allah akan bangunkan untuknya rumah di surga.” (HR. Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika beliau hijrah sampai ke Kota Madinah. Beliau tidak langsung masuk ke jantung kota Madinah, tapi beliau singgah di Quba, pinggiran kota Madinah. Yang pertama beliau lakukan adalah membangun masjid. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanan ke dalam kota Madinah. Beliau tidak punya rumah sehingga menumpang di rumahnya Abu Ayyub Al-Anshari. Beliau fokus konsentrasi membangun masjid. Setelah selesai membangun masjid beliau baru membangun kamar-kamar istrinya.

Maka ini nasihat untuk umat Islam agar ketika ingin membangun rumah, jangan lupa untuk mengeluarkan harta yang banyak untuk membangun rumah di surga.

Kemudian Muhammad bin Hilal ditanya: ‘Bagaimana sih rumahnya ‘Aisyah?’ Dia menjawab:

كَانَ بَابُهُ مِنْ وِجْهَةِ الشَّامِ

“Pintunya ke arah Syam (membelakangi kiblat).”

Lalu ditanya lagi: ‘Pintu rumahnya itu dua daun pintu atau satu daun pintu?’ Dia menjawab:

كَانَ بَابًا وَاحِدًا

“Pintunya satu, bukan dua daun pintu.”

Kemudian ditanya lagi: ‘Pintunya terbuat dari apa?’ Maka dijawab:

مِنْ عَرْعَرٍ أو ساج

“Dari kayu Arar atau (seperti) kayu jati.”

Seperti itu bangunan rumah Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Sehingga teman-teman yang mungkin rumahnya RSSS (rumah sangat sempit sekali) hendaklah bersyukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Coba lihat bagaimana rumah Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Beliau adalah makhluk paling indah dan paling dicintai Allah, tapi ternyata rumahnya sangat sederhana sekali.

Menit ke-13:28 Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَبْنِيَ النَّاسُ بُيُوتًا يُوشُونَهَا وَشْيَ الْمَرَاحِيلِ

“Tidak akan terjadi kiamat sampai orang-orang membangun rumah kemudian rumahnya dihiasi seperti dihiasinya pakaian.”

Subhanallah.. Tidak akan terjadi kiamat sampai orang-orang sangat peduli dengan bangunan, padahal tujuan orang punya rumah adalah yang penting tidak kehujanan, tidak kedinginan, tidak kepanasan. Mereka tidak demikian, tapi mereka mulai menghiasi dinding rumahnya seperti pakaian.

Seharusnya kalau memang benar-benar ingin hidup berbahagia, hendaklah manusia itu memperhatikan rumah masa depan dia, yaitu ketika meninggal dunia.

Bab 335 – Bab tentang ucapan seseorang “Tidak, demi bapakmu.”

Menit ke-19:08 Bab ini menjelaskan adab berbicara.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50902-bangunan-rumah-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/